Tuesday 29 December 2015

Membimbing Siswa untuk Belajar dan Berkembang

Tugas bimbingan untuk siswa di sekolah biasanya identik dengan tugas guru BK (Bimbingan dan Konseling). Bimbingan dan konseling yang terjadi pun terbatas, yaitu bimbingan bagi siswa-siswa yang bermasalah. Padahal tugas membimbing siswa atau sebagai tempat konsultasi bagi mereka sebenarnya adalah tugas semua guru. Dan bimbingan bukan hanya diperuntukkan bagi siswa bermasalah, melainkan untuk seluruh siswa.

Bimbingan dibutuhkan semua siswa, bukan hanya siswa bermasalah

Bagaimana sebaiknya kita mengartikan aktivitas bimbingan siswa? Beberapa definisi bimbingan yang dinyatakan oleh lembaga di AS yaitu National Association for the Education of Young Children (NAEYC) berikut ini cukup baik untuk kita pelajari.
  1. Membimbing artinya mengajari siswa dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, bukan memberi hukuman ketika mereka melakukan kesalahan.
  2. Membimbing artinya mengajari siswa untuk memacahkan permasalahan yang mereka hadapi, bukan memberi hukuman karena permasalahan tersebut.
  3. Membimbing berarti mendorong terciptanya kelas yang membuat semua siswa merasa diterima sebagai anggota yang layak untuk belajar.
  4. Membimbing juga berarti memfasilitasi kondisi kelas yang interaktif dimana guru berfungsi sebagai pemimpin dan siswa melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengkonstruksi makna bagi diri mereka.
  5. Membimbing juga berarti mendorong kebanggaan pada diri siswa baik dalam identitas personal ataupun kultural sehingga mereka dapat berkembang dengan baik.
  6. Membimbing berarti menempatkan perkembangan emosi, sosial dan kultural yang sehat seiring dengan perkembangan kognitif yang dituju oleh kurikulum.
  7. Membimbing membuat guru, siswa dan orang tua menjadi tim yang interaktif.
Aktivitas bimbingan kepada siswa di sekolah banyak mendapat dukungan dari beberapa teori yang mungkin anda telah kenali yaitu:
  1. Teori perkembangan kognitif Piaget. Anak-anak mengalami perkembangan kognitif dari mulai sensori motor, praoperasional, operasional kongkrit dan operasional formal. Masing-masing tahapan memiliki karakter unik yang dapat membantu guru untuk melakukan bimbingan keada siswa.
  2. Teori zona perkembangan proksimal Vygotsky. Dalam teori ini bimbingan yang baik dari seorang guru harus berada pada level perkembangan proksimal (zona dimana tugas yang diberikan masih dapat dilakukan anak dengan bimbingan). Jika tugas yang diberikan berada di atas zona itu maka anak akan menjadi stres dan muncul masalah.
  3. Teori Alfred Adler mengenai bimbingan yang sehat yaitu dengan lebih banyak memberi anak dorongan tanpa harus menjadi permisif (mengijinkan semua keinginan anak) atau diktator. Bimbingan pada anak usia lima tahun tahun adalah kunci dari perkembangan anak menurut Adler.
  4. Teori Kebutuhan Abraham Maslow. Menurut maslow manusia hidup dan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam hidupnya adalah untuk memenuhi kebutuhan muai dari kebutuhan fisik, rasa aman, cinta kasih, penghargaan hingga aktualisasi diri. Dengan memperhatikan apa saja kebutuhan para siswa, maka seorang guru dapat melakukan pembimbingan dengan baik.
  5. Teori Guru sebagai pemimpin Rudolf Dreikur. Menurut Dreikur guru harus berperan sebagai pemimpin, bukan sebagai bos yang hanya main perintah. Alat yang terbaik untuk membimbing siswa menurutnya adalah penghargaan dan dorongan. Anak-anak yang bermasalah biasanya melakukan hal-hal yang buruk di kelas karena ingin diperhatikan atau dihargai oleh teman-temannya. 
Siswa yang penurut dan rajin mungkin akan mudah untuk dibimbing. Namun akan berbeda halnya dengan siswa yang senang melawan atau membangkang. Untuk menghadapi siswa seperti itu guru dapat melakukan beberapa teknik berikut ini:
  1. Sambut dengan ramah siswa dan keluarganya. Beri kesan kepada siswa bahwa anda mengharapkan kehadiran mereka untuk belajar. Yang lebih baik lagi adalah dengan melakukan kunjungan ke rumah siswa dan membangun hubungan yang baik dengan orang tuanya. maka siswa akan lebih mau menerima anda.
  2. Berkomunikasi langsung. Luangkan waktu-waktu tertentu untuk berkomunikasi langsung dengan siswa dalam situasi nyantai. Semakin sering anda melakukannya maka kedekatan emosional akan semakin terbangun.
  3. Melibatkan orang tua mengenai perkembangan anak. Orang tua dan guru merupakan pihak-pihak yang anak-anak biasanya patuhi atau dengarkan nasehatnya. Kerja sama diantara kedua pihak ini akan lebih menguatkan efek bimbingan. Ada baiknya guru selalu melaporkan bagaimana perkembangan anak di sekolah serta mengajak mereka untuk mencari solusi apabila muncul masalah.
  4. Tetap menghargai siswa. Jika guru terus-terusan tidak menghargai siswa karena berbuat salah maka siswa akan menjauh dan juga tidak menghormati anda sebagai guru. Penghargaan sebagai individu atau manusia harus tetap guru jaga ketika menghadapi anak yang bermasalah. 
  5. Melibatkan anggota sekolah yang lain. Sekolah adalah tim yang kompleks. Kepala sekolah, wakil, staf tata usaha, guru-guru lain hingga penjaga sekolah adalah orang-orang yang harus anda libatkan dalam membimbing anak-anak. Jika semua bekerja sama dengan baik maka hasilnya akan luar biasa.

Buku Rujukan:
Gartrell, Dan. 2011. A Guidance Approach for The Encouraging Classroom. Edisi Lima. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

No comments:

Post a Comment