Friday 18 December 2015

Teori Sosiokultur Lev Vygotsky

Manusia akan mengalami suatu proses belajar ketika menemui obyek atau peristiwa baru. Demikian pula ketika mengalami permasalahan-permasalahan yang membuatnya harus berpikir. Temikian teori Jean Piaget memberitahu kita bagaimana cara manusia belajar melalui prngalaman secara aktif. Namun coba anda bayangkan jika kita harus mempelajari sesuatu sendiri, berapa lama waktu yang kita butuhkan? Kebanyakan belajar akan lebih cepat terjadi jika kita dibantu oleh orang yang lebih ahli.

Belajar dari orang lain melalui interaksi sosial adalah teori dari seorang tokoh Rusia bernama Lev Vygotsky (1896-1934). Menurutnya sebagaian besar proses belajar yang dialami oleh manusia terjadi melalui interaksi sosial. Dan alat utama dalam interaksi tersebut adalah bahasa, baik bahasa tulisan maupun lisan. Oleh karena itu bagaimana kualitas interaksi sosial yang dialami seseorang akan menentukan bagaimana perkembangan dirinya.

Beberapa aspek penting dalam belajar yang dialami oleh manusia berdasarkan teori sosiokultur adalah sebagai berikut:
  1. Manusia mengkonstruksi mengetahuan mereka. Pengetahuan bukan sekedar sesuatu yang diingat secara pasif. Berbagai informasi yang diperoleh manusia akan diproses lebih lanjut di dalam pikiran (proses yang oleh Vygotsky dinamakan inner speech) sebelum dapat digunakan dalam kehidupan sosialnya.
  2. Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial. Seperti yang telah dipaparkan di atas, proses belajar manusia sebagian besar terjadi melalui interaksi sosial. Sebagai contoh kita mengenali semua benda dan kejadian di sekitar karena diberitahu orang tua atau mendengar percakapan orang-orang di sekitar kita. Tentu saja kebiasaan dan kebudayaan di tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi bagaimana proses belajarnya.
  3. Belajar dapat memicu terjadinya perkembangan mental. Belajar adalah proses yang disengaja untuk menguasai sesuatu yang baru atau memecahkan permasalahan. Meskipun belajar terjadi melalui interaksi sosial, namun kesadaran, keinginan dan keseriusan adalah hal pertama yang harus ada.
  4. Bahasa memegang peranan penting bagi perkembangan mental. Manusia satu dengan yang lain dapat saling mengerti, memberitahu dan bahkan beradu argumen berkat adanya bahasa. Oleh karena itu kemampuan berbahasa menentukan bagaimana kualitas belajar dan perkembangan mental yang dialami seseorang. Orang tua atau guru membimbing anak-anak pasti melalui bahasa.
Manusia belajar dan mengalami perkembangan mental dalam interaksi sosial. Perkembangan mental ini akan menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam berpikir maupun berperilaku. Menurut Vygotsky proses belajar dalam lingkup sosial terjadi melalui tiga cara. Yang pertama yaitu dengan peniruan, dimana seseorang meniru apa yang dilakukan atau menjadi pemikiran orang lain. Kedua yaitu dengan pengajaran atau pelatihan, yaitu penyampaian informasi atau keterampilan dari seorang guru (orang yang lebih ahli). Cara yang ketiga adalah melalui kerja sama (kooperasi) dimana beberapa orang bersama-sama berusaha untuk mempelajari atau memecahkan sebuah permasalahan.


Salah satu cara belajar menurut Vygotsky adalah bimbingan dari orang yang lebih ahli


Khusus untuk proses belajar melalui bimbingan guru atau orang yang lebih ahli, Vygotsky menekankan pentingnya penggunaan zona perkembangan proksimal. Yaitu suatu zona dimana seseorang hanya dapat menyelesaikan suatu tugas dengan bantuan orang lain. Jadi proses belajar yang baik terjadi jika yang dipelajari bukan hal yang telah dikuasai atau sebaliknya terlalu sulit untuk dikuasai. Guru atau pembimbing harus memberikan arahan-arahan yang tepat agar anak dapat mempelajari hal yang baru dengan aktif. Kita sering menemui orang tua yang membantu anak dengan cara mengerjakan tugas anak secara langsung. Tentu saja anak tidak akan menguasai cara mengerjakan tugas tersebut. Sebaiknya orang tua hanya memberi petunjuk dan bimbingan bagaimana cara mengerjakannya dengan baik.

Berdasarkan teori Vygotsky tentang proses belajar melalui interaksi sosial di atas kita sebagai guru harusnya menyadari mengenai pentingnya kualitas interaksi sosial siswa. Belajar akan terjadi dengan baik jika terjadi interaksi, baik dengan guru, teman-teman atau orang-orang lain di sekolah. Demikian pula saat di rumah dan lingkungan bermain. Guru harus menjaga lingkungan sekolah agar mendukung terjadinya interaksi yang positif, baik siswa dengan dirinya sendiri maupun antar siswa. Guru harus dapat menjadi orang yang dipercaya untuk membimbing atau mengarahkan siswa. Ia juga sebaiknya mengarahkan anak-anak agar terbiasa untuk bekerja sama secara positif melalui tugas-tugas ataupun interaksi kelompok saat bermain.

Selain guru, sekolah secara institusi juga harus memperhatikan bagaimana kualitas interaksi sosial yang terjadi. Peraturan dibuat agar suasana dan budaya sekolah mendukung kerja sama antar siswa dan hubungan yang baik siswa dengan guru. Berbagai program yang positif dan menumbuhkan kerjasama tim juga sangat layak untuk dirancang dan dikembangkan secara kreatif.


Buku Rujukan:
O'Hara, Kate E. 2007. Lev Vygotsky. Dalam The Praeger Handbook of Education and Psychology. Editor: Kincheloe, Joe L. Horn, Raymond A. Westport: Greenwood Publishing Group Inc.

No comments:

Post a Comment