Thursday 10 December 2015

Sekolah dan Kesulitan Berpikir

Sekolah selalu mengharapkan para siswa di dalamnya dapat menikmati proses belajar dan sukses memperoleh berbagai kemampuan atau keterampilan yang diajarkan. Salah satu hal pokok yang diajarkan di sekolah adalah keterampilan berpikir. Sayangnya keterampilan ini juga yang membuat siswa banyak tidak betah atau menyukai sekolah. Mengapa?

Menurut kajian para ahli psikologi kognitif, berpikir adalah proses yang paling banyak menyedot energi pada diri manusia. Prosesnya rumit dan menuntut kesabaran serta pengetahuan dasar yang cukup. Karena kerumitan dan boros energi itulah maka sebenarnya otak manusia lebih cenderung menghindari berpikir dan mengembangkan ingatan. 


Berpikir Menghabiskan Banyak Energi dan Rumit

Manusia hanya berpikir ketika pertama kali menghadapi suatu masalah atau tuntutan kebutuhan. Otak akan menyimpan cara-cara atau keterampilan yang telah dihasilkan dari proses (pengalaman) memecahkan masalah itu. Ketika menghadapi masalah-masalah yang sama maka kita cenderung untuk tidak berpikir lagi, melainkan menggunakan memori lama tentang pemecahan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan otak untuk efisiensi energi dan proses.

Contoh penjelasan di atas adalah ketika anda belajar naik sepeda. Otak bekerja keras untuk mengatur keseimbangan kerja organ-organ tubuh yang berperan penting dalam mengendarai sepeda. Belajar di awal-awal sangat melelahkan. Setelah selesai belajar, otak akan menyimpan keterampilan itu. Waktu-waktu sesudahnya, otak tidak lagi harus berpikir keras ketika mengendarai sepeda. Kita hanya mengandalkan ingatan akan latihan yang sebelumnya telah dilakukan. Bersepeda pun menjadi aktivitas ringan bahkan menyenangkan karena kemudahan dan pemandangan yang berbeda.

Berpikir ternyata mengkonsumsi banyak energi dan rumit. Hal inilah yang memberi penjelasan mengapa banyak anak yang tidak suka sekolah, yaitu ketika mereka berada di dalam kelas untuk belajar materi-materi dari guru. Yang siswa sukai dari sekolah tentunya bermain saat istirahat atau pertemanan yang lebih luas.

Salah satu saran yang diberikan oleh ahli psikologi kognitif untuk masalah ini adalah guru harus mengatur pembelajaran sesuai dengan level kemampuan siswa, jangan sampai terlalu sulit. Juga jagan terlalu cepat. Bumbui pelajaran dengan banyak hal yang menyenangkan atau memudahkan sehingga mereka tetap dapat bertahan.

Buku Rujukan:
Willingham, Daniel T. 2009. Why Don't Students Like School?. San Francisco: Jossey Bass

No comments:

Post a Comment