Tuesday 5 January 2016

Tri Pusat Pendidikan

Wajib belajar sembilan tahun yang dijalankan oleh pemerintah telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun terakhir. Setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Melalui sekolah diharapkan kita dapat melahirkan generasi masa depan yang handal. Mengisi kemerdekaan dengan karya dan kerja yang membanggakan.

Sekolah memang penting, namun bukan penentu keseluruhan hasil pendidikan. Hal ini telah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara melalui konsep tri pusat pendidikan. Terdapat tiga sentra pendidikan yang menentukan keberhasilan peserta didik untuk berkembang menjadi insan yang berdaya guna di masyarakat. Kita tidak dapat mengabaikan peran salah satu sentra dan mengunggulkan yang lainnya. Ketiga pusat tersebut adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Pendidikan di Lingkungan Keluarga

Merupakan pusat yang paling penting, karena awal kehidupan manusia dan interaksi paling intens yang dialaminya adalah dalam keluarga. Ki Hajar menyebutkan bahwa pendidikan di lingkungan keluarga adalah yang pertama dan terpenting. Pendidikan di lingkungan keluarga lebih terfokus pada pembentukan karakter baik dalam hal keagamaan ataupun sosial. Keterampilan yang diajarkan biasanya adalah keterampilan hidup yang sesuai dengan kondisi dan profesi keluarga.

2. Pendidikan di Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan secara sistematis dan standar-standarnya diatur oleh negara. Inti pendidikan di sekolah adalah mengajarkan ilmu pengetahuan secara lengkap. Artinya ilmu pengetahuan tidak hanya berupa konsep-konsep dan teori yang dihafal atau dipahami, melainkan juga sikap ilmiah dan keterampilan ilmiah.

Budaya ilmiah diyakini merupakan budaya terbaik yang pernah lahir dalam peradaban manusia. Oleh karena itu semua negara saat ini mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah, dengan harapan akan terbentuk masyarakat ilmiah yang berbudaya ilmiah. Namun hal itu sangat sulit, karena banyak yang menyalahartikan ilmu pengetahuan hanya berupa produk teori dan teknologi saja.

3. Pendidikan di Lingkungan Pemuda/Masyarakat

Pusat pendidikan yang ketiga menurut Ki Hajar Dewantara adalah masyarakat, terutama kaum pemuda bagi peserta didik. Hal ini dikarenakan pergaulan (terutama dengan teman sebaya) akan berimbas pada pola pembentukan sikap dan pikiran seseorang. Selain teman, masyarakat dimana anak hidup juga memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan, mengarahkan dan mengontrol perilaku mereka. Inilah fungsi sosial dalam pendidikan. Dalam kondisi yang serba individualis peran sosial ini menjadi semakin sulit diwujudkan.

Kampus Berfungsi sebagai Salah Satu Tri Pusat Pendidikan

Ki Hajar sangat sadar bahwa pendidikan tidak dapat diwujudkan hanya melalui satu jalur saja. Ketiga pusat pendidikan tersebut di atas harus sama-sama diperhatikan dan mendukung berjalannya pendidikan bagi generasi muda. Namun yang sangat krusial bagi anak adalah pendidikan di lingkungan keluarga. Karenanya kualitas keluarga menentukan kualitas pendidikan anak.

Konsep pusat pendidikan ini dapat kita temui perwujudannya dalam kehidupan siswa dan anak-anak. Penelitian yang dilakukan Habibi dan Setiawan (2017) mengenai makna sekolah bagi anak-anak putus sekolah menunjukkan bagaimana hubungan di antara ketiga pusat pendidikan menurut Ki Hadjar. Temuan penelitian tersebut bahwa makna sekolah bagi responden adalah sebagai tempat mendapatkan banyak teman (pusat ketiga), untuk menyenangkan orang tua (pusat yang pertama) dan juga sebagai tempat belajar (pusat kedua). Anak-anak yang telah menginjak usia remaja nampaknya lebih didominasi oleh kehidupan dengan teman-teman sebaya mereka.

Kajian yang juga menarik dan penting mengenai bagaimana membuat tri pusat pendidikan efektif adalah ketika pusat-pusat tersebut dikaitkan dengan tiga kegiatan utama pendidikan yaitu mengajar, melatih dan membimbing. Untuk lebih jelasnya anda dapat baca atau download hasil penelitian mengenai hubungan tripusat dengan tiga kegiatan utama pendidikan tersebut pada link berikut http://metastead.com/3z1J

Bacaan Rujukan:
Haryanto. 2011. Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan. Edisi Khusus Dies Natalis UNY
Habibi. Setiawan, Caly. (Mei, 2017). The Meaning of School from Dropout’s View Point (A Phenomenological StudyI). Makalah disajikan dalam International Conference on Educational Research and Innovation (ICERI), di Universitas negeri Yogyakarta. 

No comments:

Post a Comment