Wednesday 27 January 2016

Kesalahan Persepsi mengenai Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) Howard Gardner

Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya pasti berharap agar anak mereka menjadi pintar dan sukses di kehidupannya kelak. Kata pintar dalam persepsi lama adalah suatu kemampuan berpikir, terutama di bidang matematis logis serta kebahasaan. Sedangkan kemampuan lain seperti di bidang seni, musik dan kepekaan pada arah tidak dianggap sebagai suatu kepintaran atau kecerdasan. Alat ukurnya biasanya adalah tes IQ atau ujian tulis di sekolah. 

Persepsi lama akan kepintaran dan kecerdasan membuat banyak anak yang tidak beruntung karena memang lebih cenderung pada kemampuan musik, olah tubuh atau bergaul dengan orang lain. Mereka dianggap sebagai anak bodoh yang hidupnya bakalan susah.

Setiap anak memiliki kemungkinan untuk berbeda kecerdasan

Paradigma baru mengenai kecerdasan dipaparkan oleh seorang ahli psikologi bernama Howard Gardner. Menurutnya terdapat banyak jenis kecerdasan pada manusia yang membantu mereka dalam berbagai aktivitas hidup. Gardner membagi kecerdasan menjadi delapan jenis, semua manusia memilikinya namun ada satu atau beberapa jenis yang lebih menonjol dari yang lain pada masing-masing individu.

Delapan jenis kecerdasan menurut Howard Gardner adalah sebagai berikut:
  1. Kecerdasan matematis-logis. Kemampuan untuk memahami informasi dalam bentuk logika atau numerik. Juga memiliki penalaran yang panjang.
  2. Kecerdasan linguistik (bahasa). Sensitivitas terhadap suara, irama dan makna kata-kata. Juga sensitif terhadap fungsi-fungsi yang berbeda dari bahasa.
  3. Kecerdasan musik. Kemampuan untuk menikmati dan memproduksi irama dan nada. Serta kemampuan untuk menghayati ekspresi musik.
  4. Kecerdasan spasial (ruang).  Kemampuan untuk mempersepsi visual-ruang dengan akurat dan juga mentransformasikannya.
  5. Kecerdasan kinestetik. Kemampuan untuk mengontrol pergerakan anggota tubuh serta menangani benda-benda secara terampil.
  6. Kecerdasan interpersonal. Kapasitas untuk memahami dan merespon secara tepat mood, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain.
  7. Kecerdasan intrapersonal. Kemampuan untuk menggali dan memilah perasaan-perasaan yang dimiliki diri serta menggunakannya dalam perilaku. Juga memiliki kemampuan untuk memahami kelemahan, kekuatan serta keinginan-keinginan diri dengan lebih tepat. 
  8. Kecerdasan natural. Kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi tumbuhan dan hewan yang ditemui di lingkungan sekitar. Juga memiliki keterampilan dalam berinteraksi dan merawat mahkluk-makhluk hidup tersebut.
Teori kecerdasan majemuk begitu populer di kalangan pendidik. Teori ini digunakan secara luas dan bervariasi sesuai kebutuhan di lapangan. Namun seringkali muncul kesalahan persepsi yang akhirnya berakibat pada aplikasi yang kurang tepat. Snowman, McCown & Biehler (2012) menyebutkan tiga salah persepsi terhadap teori kecerdasan majemuk.
  1. Seseorang yang memiliki kekuatan pada salah satu kecerdasan akan dapat menghadapi berbagai tugas terkait kecerdasan tersebut dengan baik. Tidaklah demikian. Seorang siswa yang mampu membaca dan menulis artikel dengan baik (karena memiliki kekuatan pada kecerdasan linguistik) belum tentu dapat membuat puisi yang indah pula. 
  2. Kemampuan sudah ditakdirkan. Kecerdasan dapat juga mengalami perubahan (apalagi kemampuan) sesuai dengan bagaimana penggunaan kecerdasan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat banyak faktor yang menentukan kemampuan seseorang selain kecerdasannya, seperti motivasi atau pengalaman traumatis tertentu.
  3. Setiap anak harus diajar semua pelajaran dengan delapan cara yang berbeda agar semua kecerdasan tersebut dapat berkembang. Hal tersebut sangat tidak praktis dan efisien, hasilnya pun belum tentu sesuai harapan. 

Buku Rujukan:
Snowman, Jack. McCown, Rick, Biehler, Robert. 2012. Psychology Applied to Teaching. Edisi Dua Belas. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

No comments:

Post a Comment