Tuesday 26 January 2016

Teori Modeling Albert Bandura

Perilaku anak sebagian besar mirip dengan ayah dan ibu mereka. Misalnya bagaimana cara berbicara, menggunakan alat-alat makan, berpakaian dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Selain karena penurunan sifat (genetis), peniruan adalah suatu karakter umum pada diri manusia. Secara alami, perilaku orang-orang di sekitar kita (terutama yang kita kagumi) akan kita tiru. Banyak keterampilan yang juga kita miliki melalui peniruan.

Banyak aktivitas dan keterampilan yang dipelajari melalui peniruan (imitasi)

Peniruan tidak hanya berlaku pada orang-orang yang langsung berinteraksi dengan kita. Tokoh-tokoh di televisi atau media massa yang lain juga dapat menjadi pusat peniruan, bahkan sangat luas. Kita dapat menyaksikan bagaimana tren gaya rambut, pakaian dan gaya bicara seringkali dipengaruhi oleh artis-artis bintang film atau musik. 

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah guru dan orang tua sebagai contoh atau teladan. Sebagai pendidik kita dituntut untuk menunjukkan sikap-sikap yang layak dicontoh, hal tersebut dikarenakan orang tua dan guru termasuk figur contoh bagi anak-anak. Seringkali anak-anak sulit melakukan apa yang diperintahkan atau dinasehatkan, namun secara alami mereka berperilaku seperti apa yang dicontohkan. 

Seorang ahli psikologi Amerika Serikat (Stanford University), Albert Bandura, meneliti dengan seksama peristiwa peniruan yang dilakukan oleh manusia. Meniru (imitasi) adalah salah satu cara belajar yang menurut Bandura adalah  yang paling banyak terjadi dalam hidup manusia. Kita menguasai berbagai keterampilan kebanyakan karena peniruan atau mencontoh orang lain, bukan karena mencipta sendiri.

Figur yang menjadi subyek peniruan disebut model, oleh karena itu teori mengenai belajar melalui peniruan disebut juga teori modeling. Bandura melalui penelitian-penelitiannya menyatakan bahwa proses terjadinya modeling berlangsung dalam empat tahap. Keberhasilan keempat tahapan tersebut akan menentukan kualitas dari modeling.
  1. Atensi atau perhatian. Hal pertama yang terjadi dalam modeling adalah seseorang harus memiliki informasi mengenai model yang akan dicontohnya. Informasi yang akan dicontoh baru akan diperoleh jika terdapat perhatian yang cukup (baca juga teori pemrosesan informasi). Misalnya seorang artis dengan gaya rambut baru harus mendapat perhatian dari masyarakat jika ingin gaya rambut tersebut ditiru.
  2. Retensi atau mengingat. Proses kedua dalam peristiwa modeling adalah mengingat informasi-informasi yang akan dicontoh. Sebaliknya, jika informasi yang diperhatikan pada tahap awal kemudian dilupakan maka tidak akan terjadi peristiwa peniruan. Dalam teori pemrosesan informasi, suatu informasi dapat bertahan dalam memori jangka panjang (ingatan) jika diulangi terus-menerus atau digunakan dalam suatu aktivitas. Pada contoh gaya rambut artis di atas, jika artis tersebut cukup populer sehingga sering tampil di acara televisi atau media massa sehingga masyarakat sering melihatnya maka gaya rambut tersebut akan diingat dengan kuat.
  3. Produksi atau dilakukan. Informasi yang telah diingat selanjutnya akan diwujudkan dalam perilaku. Bergantung pada sesuatu yang ditiru, semakin rumit yang ditiru maka proses produksi akan berjalan semakin lama karena lebih sulit. Pada contoh gaya rambut di atas, karena tidak rumit maka peniruan dapat langsung dilakukan dengan baik (tinggal pergi ke tukang potong rambut). Namun jika yang ditiru adalah suatu keterampilan yang rumit, misalnya keterampilan bernyanyi atau menulis, maka peniruan dapat berjalan sangat lama. Bahkan diperlukan bimbingan agar berlangsung baik.
  4. Motivasi atau semangat. Tahapan yang terakhir adalah mempertahankan motivasi agar peniruan dapat berlangsung hingga sempurna. Seperti yang dijelaskan pada tahap produksi, terutama pada keterampilan yang rumit proses peniruan berlangsung lama. Untuk itu dibutuhkan motivasi agar si peniru tetap mau meneruskan belajarnya untuk menirukan perilaku atau keterampilan dari model. Jika keterampilan tersebut sudah dikuasai tetap dibutuhkan motivasi untuk menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari.
Model yang ditiru oleh anak tidak hanya berupa orang yang lebih tua atau teman yang dikagumi, tetapi juga misalnya berbagai peristiwa yang mengagumkan di alam. Berikut ini adalah sebuah model pembelajaran yang memanfaatkan fenomena alam sebagai model moral bagi siswa (lihat atau download di sini)

Pertanyaan terakhir yang mungkin muncul adalah darimana sebenarnya kecenderungan untuk meniru (bahkan sejak manusia dilahirkan) itu berasal? jawabannya silahkan klik disini.

Buku Rujukan:
Moreno, Roxana. 2010. Educational Psychology. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

No comments:

Post a Comment