Friday 10 May 2019

Perkembangan Sosial pada Anak

Belajar di sekolah tidak hanya berfungsi untuk mengasah kemampuan berpikir mereka, serta keterampilan-keterampilan seperti membaca, berhitung, menulis dan menggunakan teknologi. Belajar juga harus dapat membuat mereka mengalami perkembangan kemampuan sosial. Lantas apa yang dimaksud dengan kemampuan sosial?

Kemampuan atau keterampilan sosial adalah suatu kemampuan pada diri manusia untuk dapat berinteraksi dan menjalin hubungan dengan baik dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial kemampuan ini sangat penting, bahkan mungkin lebih penting dari kemampuan berpikir. Maksudnya, seseorang yang memiliki kemampuan berpikir yang baik justru dapat mendatangkan masalah bagi orang lain ketika orang tersebut egois, individualistik, tidak dapat bekerjasama dan bahkan suka menyakiti perasaan orang lain.


Menurut Eggen dan Kauchak (2010) perkembangan sosial pada diri anak meliputi dua dimensi utama yaitu:
  1. Kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Menurut penelitian, kemampuan ini berkembang dengan lambat mengiringi (walaupun tidak otomatis) perkembangan kognitif anak. orang-orang dengan kemampuan ini akan dapat memunculkan empati dan kasih sayang pada orang lain. Orang-orang dengan karakter tersebut biasanya akan disukai dan dihargai oleh masyarakat di sekitarnya.
  2. Kemampuan menyelesaikan masalah sosial. Arti dari kemampuan ini adalah bagaimana seseorang dapat mengatasi konflik yang dialaminya dengan orang lain. Dengan kemampuan tersebut ia dapat memberi jalan keluar yang membuat semua pihak merasa senang. Dalam setiap relasi pasti pernah muncul perbedaan dan konflik. Kemampuan untuk mengatasi konflik tersebut akan menentukan seberapa awet relasi berlangsung. Orang-orang yang dapat terus menjalin pertemanan, ikatan keluarga atau pun hubungan kerja dalam jangka waktu lama membutuhkan suatu proses perkembangan sosial yang baik. 
Perkembangan sosial pada anak dapat berlangsung dengan baik melalui pengalaman dan latihan. Para guru, orang tua dan pembimbing harus senantiasa memahami kondisi diri anak untuk dapat memberikan petunjuk dan nasehat yang tepat. Contoh yang baik dari mereka juga media yang baik untuk perkembangan sosial anak.

Sekolah yang tidak memperhatikan perkembangan sosial anak, walaupun banyak prestasi, umumnya sangat rentan untuk menimbulkan terjadinya bullying atau intimidasi (untuk mengetahui bentuk-bentuk bullying di sekolah silahkan klik disini). Akibatnya banyak siswa yang akhirnya trauma pada sekolah dan terhambat perkembangan mental mereka.

Daftar Rujukan:

Eggen, P. Kauchak, D. (2010).  Educational Psychology, Windows on Classrooms. Eighth Edition. Upper Saddle River: Merrill

https://pixabay.com

No comments:

Post a Comment