Wednesday 22 May 2019

Belajar Melalui Praktik

Kita ketahui bersama, dan rasanya semua setuju, bahwa praktik penting bagi perkembangan belajar siswa. Anak-anak bahkan sebelum sekolah telah menerapkan metode pratik untuk mempelajari banyak hal. Misalnya anak nelayan yang mencoba mempraktikkan bagaimana cara membelah ikan dan mengeringkannya. Atau anak petani yang mempraktikkan bagaimana menabur biji-biji padi yang akan dijadikan benih.


Praktik adalah aktivitas dimana siswa atau anak-anak menerapkan pengetahuan atau keterampilan tertentu di dalamnya. Tujuan dari praktik adalah agar mereka benar-benar dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan tersebut. Dalam dunia kerja, praktik akan mengasah profesionalitas kerja. 

Sayangnya tidak setiap praktik efektif untuk membuat siswa terampil. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa tidak semua praktik dapat benar-benar meningkatkan kemampuan atau keterampilan siswa. Bahkan dalam satu proses belajar yang sama, anak-anak dengan sikap yang berbeda dapat mengalami hasil belajar yang jauh berbeda. 

Ambrose, dkk (2010) mengungkapkan beberapa aspek penting dalam belajar melalui praktik agar dapat berjalan efektif yaitu:
  1. Fokus pada tujuan tertentu (spesifik). Tanpa tujuan yang jelas maka praktik akan berlangsung tanpa arah. Tidak jelas akhir dari praktik tersebut siswa diharapkan untuk bisa melakukan apa. Praktik hanya dilakukan untuk memberi contoh suatu keterampilan pada siswa tanpa membuat mereka tertuntut untuk dapat melakukan apa. Tujuan harus jelas (untuk membuat tujuan yang jelas seringkali guru harus menggunakan kata-kata kerja spesifik seperti dalam taksonomi dalam link ini). 
  2. Buatlah target yang relatif sesuai dengan kemampuan siswa sebelumnya. Aktivitas yang terlalu sulit untuk dipelajari menjadi tidak mungkin untuk dipelajari, sebaliknya yang terlalu mudah tidak akan membuat siswa belajar apa pun karena mereka telah menguasainya. Level kesulitan dalam praktik yang dilakukan harus rasional. 
  3. Kuantitas (waktu dan jumlah praktik) yang pas dengan level tujuan yang dibuat. Prakrik membutuhkan waktu, oleh karena itu berapa waktu dan jumlah praktik yang mungkin dapat dilakukan harus menjadi salah satu pertimbangan utama seorang guru dalam merancang dan menyusun tujuan dari praktik yang akan dilakukan oleh siswa.
  4. Umpan balik yang jelas dan spesifik pada kesalahan. Setiap siswa tentu akan melakukan kesalahan pada praktik yang mereka lakukan. umpan balik (evaluasi) yang jelas menunjukkan apa dan bagaimana kesalahan itu akan membuat siswa dapat memperbaikinya pada praktik mendatang. Umpan balik sebaiknya juga memberikan solusi bagi permasalahan siswa.
Daftar Rujukan:

Ambrose, S.A., dkk. (2010). Seven Research-Based Principles for Smart Teaching. San Francisco, CA: Jossey-Bass

https://pixabay.com

No comments:

Post a Comment