Tuesday 17 November 2015

Tiga Tugas Besar Guru

Guru sebagai pengajar berperan penting untuk kesuksesan siswa. Demi kesuksesan tersebut guru harus menyadari betul apa tugas-tugas utamanya. Jangan sampai siswa terhambat belajar karena ternyata guru salah dalam mengambil keputusan. Mana yang harus didahulukan dan hal-hal apa yang dapat dikerjakan di waktu lain. 

Dalam tulisan ini akan diuraikan teori Arends (2009) mengenai tiga tugas besar guru. Tugas pertama memimpin siswa untuk belajar. Seorang pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap diri anggotanya. Oleh karena itu keberadaan guru seharusnya benar-benar memberi pengaruh besar pada diri peserta didik. Guru bisa mengarahkan, memberi pemahaman, berdialog, pemberi jalan keluar dan bahkan menghukum jika diperlukan. Guru bukan hanya pemberi informasi, yang derajatnya sama dengan berbagai media informasi. Jika guru melakukan hal ini maka ia bahkan jauh lebih rendah dibandingkan buku atau internet, karena melalui kedua media tersebut siswa dapat memperoleh informasi yang jauh lebih banyak.

Tiga Tugas Besar Guru
(Sumber Gambar: Arends, 2009)

Tugas kedua adalah mengajarkan bidang ilmu tertentu. Penguasaan guru akan bidang ilmu tertentu dan sekaligus teknik-teknik mengajarkannya (pedagogik) akan memperlancar tugas yang kedua ini. Sejak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah diyakini oleh masyarakat luas bahwa penguasaan akan ilmu pengetahuan merupakan syarat mutlak untuk kemajuan suatu bangsa. Karena itu sekolah memiliki tugas untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kepada para siswa. Sebagaiknya pengajaran ilmu tersebut dilakukan dengan metode-metode ilmu (saintifik).

Tugas ketiga guru adalah bekerja sama dengan guru lain, struktur sekolah dan orang tua siswa. Sekolah adalah suatu organisasi yang cukup kompleks. Guru harus dapat mengembangkan jiwa kerja sama (berorganisasi), karena tanpa kerja sama yang sistematis maka fungsi sekolah akan sulit diwujudkan. Banyak sekali permasalahan-permasalahan di sekolah yang bersumber dari tidak adanya teamworking yang padu antara guru dengan pihak-pihak lain di sekolah dan orang tua.

Penjelasan di atas harusnya membuat para guru menyadari bahwa tugasnya bukan hanya sebagai penghantar informasi (pengetahuan). Seorang guru yang berperilaku demikian maka pada dasarnya belum layak untuk disebut guru.

Daftar Rujukan:
Arends, Richard I. 2009. Learning to Teach. Edisi Sembilan. New York: McGraw-Hill Companies, Inc

No comments:

Post a Comment