Thursday 19 November 2015

Menjadi Guru Ahli dengan Terus Belajar

Sekolah akan menjadi ladang tumbuhnya benih-benih generasi harapan di masa depan. Institusi ini adalah salah satu penentu terbesar kualitas sebuah bangsa. Menjadikan sekolah sebagai pusat perhatian pembangunan tentunya bukan suatu tindakan tanpa alasan yang kuat. Ribuan tahun telah menjadi bukti bagaimana eksistensi sekolah karena manfaatnya bagi masyarakat.

Aset paling berharga sekolah bukan gedung atau berbagai sarana mahal. Permata sekolah tak lain adalah guru-guru yang mengabdi mengajar di tempat tersebut. Maju atau mundurnya sebuah sekolah tergantung dari kualitas guru. Bagaimana guru menjalankan proses belajar mengajar secara profesional sehingga pada akhirnya menghasilkan outcome  para lulusan yang dapat memikul tanggung jawab berbagai profesi yang dibutuhkan untuk mengembangkan masyarakatnya.

Dalam paparan materi sebelumnya (dengan judul Tahap Perkembangan Kemampuan Guru) kita telah mengetahui bahwa tahapan terakhir kemampuan guru adalah tahapan guru ahli. Pada tahapan inilah guru akan benar-benar memiliki skill dan tanggung jawab yang matang dalam menjamin proses belajar para siswanya. Namun untuk menjadi guru ahli dibutuhkan proses belajar yang tidak mudah. Guru harus senantiasa belajar dan melakukan refleksi mengenai diri ataupun proses mengajar yang telah dilaluinya.

Snowman, McCown dan Biehler (2012) menyarankan guru melakukan beberapa hal ketika belajar dan berproses untuk menjadi guru ahli. Berikut ini beberapa langkah yang disarankan,
  1. Memiliki tujuan jangka panjang terkait diri para siswanya. Apa yang diharapkan oleh masyarakat dan negara di masa mendatang dapat menjadi acuan dari bangunan jangka panjang yang dimiliki oleh guru.
  2. Menganalisis bagaimana perkembangan belajar para siswa dengan menggunakan fakta-fakta yang valid misalnya melalui hasil asesmen yang dilakukan. Snowman, McCown dan Biehler menyarankan untuk lebih menggunakan asesmen formatif sehingga analisis dapat dilakukan lebih sering dan bersifat antisipatif. Bentuk-bentuk asesmen sebaiknya juga lebih bervariasi agar dapat memotret kemampuan siswa dengan lebih menyeluruh.
  3. Selalu menambah pengetahuan mengenai psikologi peserta didik, teknik pengajaran ataupun bidang ilmu yang diampu. Berbagai literatur ilmiah yang berhubungan dengan profesinya menjadi langganan untuk dibaca.
Guru Melakukan Refleksi
(Sumber Gambar: Snowman, McCown & Biehler, 2012)

Menjadi guru disertai oleh suatu konsekuensi logis untuk belajar melebihi para siswanya. Ketika para guru memiliki paradigma bahwa perannya untuk mengajar di sekolah adalah waktu untuk berhenti belajar maka pada saat itulah sebenarnya telah terjadi kematian pendidikan. Dampaknya mungkin akan masyarakat rasakan puluhan tahun kemudian.

Buku Rujukan:
Snowman, Jack. McCown, Rick. Biehler, Robert. 2012. Psychology Applied to Teaching. Edisi Tiga Belas. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

No comments:

Post a Comment