Friday 27 November 2015

Belajar melalui Trial and Error

Sering kita mendengar ujar-ujar bahwa seseorang harus berani mencoba untuk mendapatkan perubahan. Kata mencoba dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa belum ada pengetahuan dan keterampilan yang benar-benar mendalam mengenai sesuatu yang dilakukan. Para penemu dan ilmuwan sering menerapkan prinsip tersebut terutama untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Anak-anak juga banyak belajar dengan coba-coba. Ketika belajar berjalan, berlari, mengendarai sepeda dan banyak aktivitas lain, mereka memulainya dengan coba-coba. Dengan keberanian untuk mencoba (dibutuhkan keberanian karena ada kemungkinan untuk gagal) pada akhirnya mereka dapat menguasai banyak keterampilan. Kita para orang dewasa pun dituntut untuk berani mencoba ketika menginginkan suatu hasil dalam hidup. (Contoh bagaimana proses mengagumkan itu terjadi dapat dilihat pada link ini http://metastead.com/6rpN)

Aktivitas coba-coba untuk belajar diteliti dengan seksama oleh ahli psikologi Amerika Serikat  Edward L. Thorndike. Proses belajar dengan coba-coba disebut juga trial and error. Ketika hewan atau manusia memiliki keinginan atau menghadapi permasalahan (stimulus) maka mereka akan melakukan suatu respon terhadap stimulus tersebut. Semakin sering stimulus datang dan respon-respon diberikan maka akan muncul suatu proses belajar, yaitu mengetahui respon mana yang berhasil dan respon mana yang gagal. 

Edward L Thorndike
(Gambar : http://www.education.com/reference/article/thorndike-edward-lee-1874-1949/)

Belajar melalui trial and error menuntut suatu kesabaran karena terjadi secara bertahap. Sebelum seseorang berhasil menguasai atau menetapkan respon terbaik maka seringkali ia dihadapkan pada kesalahan-kesalahan. Secara bertahap kita akan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan sesuatu dengan cara yang terbaik dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Karena itu ada istilah "kesalahan adalah cara untuk menjadi sukses." Istilah tersebut terutama terjadi melalui aktivitas trial and error.

Siswa harus dilatih sabar agar tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan. Coba-coba dalam arti positif akan menuntut kita menuju keberhasilan. Namun  perlu diperhatikan ketika akan mencoba sesuatu perlu dipikirkan dan dipersiapkan berbagai resiko serta kemungkinan yang akan dihadapi. Anak-anak seringkali kurang mempertimbangkan resiko sehingga mengalami kesalahan yang fatal, di sinilah peran guru untuk membimbing dan mengarahkan mereka.

Buku Rujukan:
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories, an Educational Perspective. Edisi Enam. Boston: Pearson Education Inc.

No comments:

Post a Comment