Monday 30 November 2015

Teori Equilibrasi Kognitif Jean Piaget

Jean Piaget (1896-1980) adalah ahli psikologi asal Swiss yang mendalami bagaimana kondisi dan perkembangan kognitif pada manusia. Kita ketahui bahwa berpikir merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki manusia. Oleh karena itu sebagian besar ahli psikologi meyakini bahwa inti dari proses belajar manusia terletak pada kognisinya.

Setiap informasi yang diterima oleh indera manusia akan tersimpan di dalam pikirannya. Kumpulan informasi tersebut akan membentuk pola-pola berpikir yang khas pada setiap orang. Organisasi informasi di dalam pikiran oleh Piaget disebut dengan istilah "skema." Skema setiap manusia adalah unik, dibentuk oleh berbagai pengalaman dan sejarah hidupnya. Karena itu ide-ide ataupun pemahaman seseorang sangat mungkin berbeda dengan orang lain, walaupun menyangkut satu hal yang sama.

Salah satu teori kognitif Piaget adalah teori equilibrasi kognitif. Piaget meyakini bahwa semua manusia memiliki dorongan untuk menyesuaikan (memahami) pikiran dengan pengalaman yang dihadapinya. Ketika skema yang dimiliki seseorang berbeda dengan fenomena yang baru ditemui, maka akan muncul suatu dorongan dalam dirinya untuk menyesuaikan atau bahkan merombak skema agar dapat sesuai (memahami) fenomena tersebut.

Keseimbangan antara skema dengan kondisi sekitar seseorang disebut dengan equilibrium (seimbang). Ketika seseorang menemui sesuatu yang baru maka akan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium) kognitif. Saat itu akan muncul dorongan alami untuk menyesuaikan skema lama dengan pengalaman baru, proses ini disebut dengan equilibrasi (proses menuju keseimbangan).

Berdasarkan teori tersebut maka sangat baik untuk mendorong terjadinya disequilibrium pada diri siswa agar muncul motivasi belajar. Sebagai contoh, guru IPA di awal pembelajaran mendemonstrasikan suatu kejadian aneh yang berkaitan dengan teori IPA yang akan diajarkan. Atau memberi mereka aktivitas penelitian sederhana yang aneh, menarik atau menegangkan.

Aktivitas yang Memunculkan Equilibrasi Kognitif
(Sumber: Snowman, McCown & Biehler, 2012)

Ketidakseimbangan kognitif dikenal juga dengan istilah konflik kognitif, telah banyak diteliti dan menghasilkan dampak positif pada belajar siswa. Pada link berikut adalah salah satu contoh bagaimana implementasi konflik kognitif memiliki dampak positif pada aspek-aspek belajar siswa http://metastead.com/9rQw

Proses equilibrasi menyebabkan kemampuan kognitif anak terus mengalami perkembangan. Dalam penelitiannya Jean Piaget menemukan bahwa perkembangan kognitif anak hingga dewasa berlangsung dalam empat tahap perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional kongkrit dan operasional formal (untuk lebih jelasnya silahkan baca atau unduh  disini).

Buku Rujukan:
Snowman, Jack. McCown, Rick. Biehler, Robert. 2012. Psychology Applied to Teaching. Edisi Tiga Belas. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

1 comment:

  1. Mencerahkan & mudah dipahami penjelasannya Pak

    ReplyDelete