Tuesday 2 February 2021

Analisis Audien dan Topik Orasi

Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan oleh seorang orator tidak dapat dilepaskan dari situasi dan karakter audien. Seperti pada pembahasan mengenai definisi orasi, bahwa orasi disampaikan untuk kepentingan audien, maka audien harus dapat merasakan sejak awal bahwa apa yang disampaikan oleh sang orator memang bermanfaat bagi mereka. Kehadiran audien secara suka rela menunjukkan bahwa mereka merasa orasi itu penting, namun untuk orasi yang bersifat wajib (misalnya sekolah atau sosialisasi dari desa) maka oratorlah yang harus dapat mengekspresikan nilai penting orasi tersebut. 

Terdapat tiga hal positif yang akan muncul jika audien merasakan nilai penting orasi begi mereka yaitu:

  1. Audien akan lebih tertarik dan memperhatikan orasi hingga selesai.
  2. Audien akan membangun sikap dan persepsi yang positif terhadap orator.
  3. Audien akan membuka pikiran mereka terhadap pesan-pesan yang disampaikan orator selama orasi berlangsung.

Orasi yang dipersiapkan dan direncanakan sedemikian rupa tidak dapat lepas dari suatu proses yang disebut analisis audien. Berikut ini adalah beberapa aspek dari audien yang dapat dianalisis untuk menghasilkan suatu orasi yang bernilai penting bagi mereka.

  1. Analsis karakteristik situasional. Dalam karakter ini yang harus diketahui adalah jumlah audien, waktu, lokasi dan bagaimana kira-kira mobilitas audien selama orasi. Masing-masing karakter situasi tersebut akan berdampak pada kondisi audien selama orasi. Misalnya jumlah audien yang besar akan berpengaruh terhadap kualitas suara orator dan intensitas interaksi yang mungkin dapat dibangun.
  2. Analisis demografis. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain usia, komposisi gender, suku, orientasi agama, latar belakang ekonomi profesi dan afiliasi politik. Kesesuaian sikap orator dengan karakter demografis tersebut akan menentukan apakah audien mau menerima kehadiran orator sejak awal. 
  3. Aspek-aspek yang dapat membuat orator seolah menjadi bagian dari audien. Orator dapat menganalisis beberapa hal seperti keyakinan, nilai-nilai kultural atau pengalaman yang sama-sama ia miliki seperti halnya para audien. Ketika kesamaan tersebut diungkapkan maka akan muncul suatu perasaan dekat dan tidak asing pada diri audien. Mereka akan lebih terbuka terhadap berbagai pesan yang nantinya disampaikan. Pengalaman-pengalaman pribadi orator dapat dipilih untuk disampaikan misalnya di fase pendahuluan untuk menimbulkan kesan kesamaan ini. 
Bagaimana analisis audien dilakukan? Orator dan tim dapat menggunakan metode survey, wawancara dan juga pengamatan sebelum orasi dilaksanakan. Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang kemungkinan akan saling melengkapi jika dapat dilakukan secara lengkap.

Bacaan lebih lanjut:
Fraleigh, D.M., Tuman, J.S. (2014). Speak Up, An Illustrated Guide to Public Speaking (3th ed.). Boston: Bedford/St. Martin's.

No comments:

Post a Comment