Saturday 23 January 2021

Tiga Ranah Belajar (Tri Nga menurut Ki Hadjar)

Belajar akan menghasilkan pemahaman. Tentu anda dapat melihat bagaimana perbedaan antara orang yang paham dengan yang tidak. Namun sesungguhnya menurut Ki Hadjar belajar tidak cukup berhenti di level paham saja, karena pemahaman akan banyak sia-sia tanpa kita melakukan sesuatu.

Pendidikan harus dapat mengembangkan diri siswa secara utuh, sebagai manusia yang utuh. Menurut Hadjar terdapat tiga aspek kemampuan utama manusia yang harus diajarkan kepada anak didik. Ketiga kemampuan tersebut disingkat dengan tri nga yaitu ngerti, ngarasa dan nglakoni. Berikut penjelasan dari ketiga ranah tersebut.

  1. Ngerti. Dalam bahasa indonesia ngerti berarti paham. Seseorang yang belajar akan memperoleh pemahaman baru atau lebih dalam dari sesuatu yang dipelajari. Belajar ditandai dengan tumbuhnya pengetahuan. Dalam bahasa ilmu pengetahuan modern ngerti dapat disejajarkan dengan ranah kognitf. Namun ngerti tidak menunjukkan suatu kemampuan kognitif tingkat rendah, karena ngerti menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk berpikir terkait dengan pemahaman tersebut. Ngerti tidak hanya sekedar menghafal atau membiarkan pengetahuan mandeg di kepala tanpa diproses lebih lanjut.
  2. Ngrasa. Artinya merasakan. Manusia bukan komputer atau robot yang hanya dapat memproses informasi. Manusia memiliki perasaan yang membuatnya memiliki kepekaan dan ikatan batin dengan manusia lain. Manusia dapat seolah-olah ikut mengalami sendiri kesedihan dan kesenangan yang dialami oleh orang-orang di sekitarnya. Ngrasa membuat manusia dapat menjadi makhluk sosial, yang berbagi cita-cita, keinginan, dan permasalahan mereka. Cinta, kepada sesama manusia, tanah air dan bahkan Tuhan dapat muncul karena kemampuan ngrasa ini. Dalam kurikulum modern kemampuan ini dapat dibandingkan dengan ranah afektif.
  3. Nglakoni. Artinya melakukan atau mengamalkan apa yang telah dipelajari (dipahami dan dirasakan tersebut). Pada teori kurikulum kita mengenal ranah psikomotor, yang lebih cenderung berarti ranah keterampilan motorik. Namun tidak demikian halnya dengan nglakoni. Ki Hadjar menjelaskan bahwa nglakoni adalah kesungguhan untuk melaksanakan pengetahuan, cita-cita serta empati yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam nglakoni terdapat unsur kehendak, kesungguhan dan bahkan perjuangan yang merupakan sumber utama tenaga manusia untuk dapat hidup merdeka.
Demikian penjelasan mengenai bagaimana kesatuan tiga ranah belajar menurut Ki Hadjar Dewantara. Perwujudan ketiga nga tersebut membutuhkan proses yang tidak gampang, karena belajar tidak hanya bersifat teoretis tetapi juga bagaimana membangun kepekaan sebagai manusia dan tekad serta perjuangan untuk mewujudkan cita-cita yang muncul setelah kita memperoleh pemahaman baru.

Bacaan Lebih Lanjut:
Soeratman, D. (1985). Ki Hajar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika

No comments:

Post a Comment