Wednesday 19 February 2020

Revisi Taksonomi Bloom

Guru merancang pembelajaran mulai dari tujuan. Berdasarkan tujuan tersebut disusunlah konten, metode, media dan juga penilaian pembelajaran. pernyataan-pernyataan pada tujuan pembelajaran menentukan bagaimana keseluruhan proses belajar siswa.


Guru memanfaatkan taksonomi tujuan pembelajaran untuk merancang tujuan pembelajaran yang lebih terukur, sekaligus membantu dalam merancang penilaian pembelajaran. Salah satu taksonomi tujuan pembelajaran yang banyak digunakan adalah Taksonomi Bloom, terutama pada ranah kognitif yang disusun pada tahun 1956. Beberapa tahun kemudian Bloom dan koleganya menyusun taksonomi pada ranah afektif dan psikomotor.

Dalam taksonomi kognitif, Bloom membagi kemampuan kognitif menjadi enam level yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis dan (6) evaluasi. Level pertama disebut dengan level rendah atau lower order thinking skill (lots), sedangkan kelima level di atasnya disebut dengan level tinggi atau higher order thinking skill (hots). Level tinggi dari kemampuan kognitif sangat dibutuhan untuk belajar dan berpikir secara ilmiah.

Pada tahun 2001 Anderson dan Krathwohl melakukan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap taksonomi bloom ranah kognitif. Dalam revisi tersebut terdapat dua dimensi kognitif yang harus diperhatikan oleh para guru ketika hendak merancang tujuan pembelajaran. Dimensi pertama adalah dimensi pengetahuan yang berisi empat jenis pengetahuan yaitu: (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan proseduran dan (4) pengetahuan metakognitif. Dimensi kedua adalah dimensi proses kognitif yang berisi enam level proses kognitif yaitu: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi dan (6) mencipta.

Keberadaan dua dimensi dalam revisi Taksonomi Bloom dapat memperjelas tujuan tidak hanya pada level aktivitas kognitif yang hendak diajarkan, tetapi juga pada jenis pengetahuan di dalamnya. Penerapan kerangka baru dua dimensi tersebut memang ternyata lebih rumit dari taksonomi yang sebelumnya. Hal tersebut membuat banyak guru yang menggunakan level proses kognitif pada revisi taksonomi bloom namun dengan cara lama (hanya satu dimensi tanpa mengikut sertakan jenis-jenis pengetahuan).

Referensi dan Gambar:

  • McMillan, J.H. (2017) Classroom Assessment, Principles and Practice that Enhance Student Learning and Motivation. Seventh Edition. New York: Pearson Education, Inc.
  • https://pixabay.com

No comments:

Post a Comment