Saturday 2 April 2022

Model Komunikasi Linier dalam Public Speaking

Menjadi pembicara publik atau seorang orator membutuhkan pemahaman serta skill mengenai bagaimana proses komunikasi berlangsung secara efektif. Seorang guru, yang sangat membutuhkan keterampilan ini tentu harus mempelajari teori proses komunikasi. Pemahaman akan proses komunikasi akan memungkinkan guru tersebut untuk dapat menyiapkan diri atau menganalisis bagaimana kualitas ceramah atau komunikasinya di depan para siswa.

Terdapat beberapa model komunikasi yang menjelaskan bagaimana proses komunikasi berlangsung. Dalam artikel ini, kita akan membahas model proses komunikasi yang paling sederhana yaitu model komunikasi linier (dari seorang komunikator menuju audien). Model komunikasi linier ini dapat lihat secara visual seperti pada gambar berikut ini.

Proses komunikasi dalam model di atas dapat diurai menjadi beberapa elemen pokok, yaitu:

  1. Sumber (Komunikator). Yaitu seseorang yang berperan sebagai pembicara. Dialah yang memiliki ide atau pesan yang akan disampaikan kepada pendengar atau audien. Dalam kasus guru yang menyampaikan pembelajaran di depan para siswa, gurulah yang berperan sebagai sumber atau komunikator.
  2. Encoding. Merupakan proses yang berlangsung di dalam pikiran sang komunikator, yaitu proses menerjemahkan ide-ide menjadi simbol-simbol komunikasi (bisa berupa bahasa lisan, gestur, tulisan maupun gambar, namun dalam public speaking umumnya adalah bahasa lisan) yang dapat dipahami oleh audien.
  3. Message (Pesan). Adalah simbol-simbol komunikasi yang berisi ide atau pikiran dari komunikator. Dalam public speaking, pesan umumnya berupa pidato, ceramah atau orasi.
  4. channel (Saluran atau Media). Merupakan media yang menghantarkan pesan dari komunikator menuju audien, misalnya suara komunikator baik secara langsung maupun dengan memanfaatkan alat bantu seperti mic dan speaker. Perkembangan teknologi memungkinkan variasi media penghantar pesan ini.
  5. Receiver (Penerima atau Audien). Adalah orang yang berperan sebagai penerima atau tujuan dari penyampaian pesan. Pada kasus guru di kelas, receiver adalah para siswa.
  6. Decoding. Merupakan aktivitas di dalam diri atau pikiran audien untuk mengurai atau menerjemahkan kembali pesan dari audien menjadi ide atau bagian dari pikiran mereka. Proses ini menentukan seberapa paham audien terhadap pesan komunikator.
  7. Feedback (umpan balik atau respon). Merupakan respon yang diberikan oleh audien setelah menerima yang menerjemahkan pesan dari komunikator. Respon ini bisa sekedar respon sederhana seperti menganggukkan kepala, tertawa, bertepuk tangan atau menjadi lebih serius. Ada pula respon yang lebih kompleks seperti celoteh atau pertanyaan.
  8. Noise (Pengganggu). Merupakan segala hal yang dapat mengganggu atau menghambat pesan yang disampaikan komunikator menuju audien. Terdapat dua jenis pengganggu yaitu pengganggu eksternal (misalnya suara bising kendaraan atau suasana panas) dan pengganggu internal (misalnya kesehatan komunikator maupun audien).
Elemen-elemen dalam proses komunikasi berdasarkan model komunikasi linear di atas dapat dijadikan pagangan oleh seorang komunikator misalnya guru untuk menyiapkan atau menganalisis orasi yang disampaikan kepada siswa. Sebagai contoh, berdasarkan elemen channel, seorang guru harus memperhatikan apakah media untuk menyampaikan pembelajaran sudah benar-senar membuat pelajaran menjadi jelas dan menarik bagi siswa.

Pustaka lebih lanjut:
Beebe, S.A., Beebe, S.J. (2018). Public Speaking: An Audience-centered Approach (10 ed.). Pearson Education, Inc.

No comments:

Post a Comment