Tuesday 8 December 2015

Kata Kunci untuk Orasi Guru

Berbicara di depan publik (orasi) merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru. Tidak hanya berbicara di kelas, guru juga membutuhkan keterampilan ini ketika memberi sambutan atau pembicara di acara-acara sekolah, menjadi pemateri di seminar atau acara-acara yang lain. Karena itu tidak salah jika seorang guru juga adalah seorang orator.

Menyampaikan suatu pembahasan di depan publik bisa dengan membaca sebuah naskah, menggunakan media yang berisi kalimat-kalimat kunci (seperti power point) atau sama sekali tidak menggunakan naskah dan media pendukung. Ketika menyampaikan pidato menggunakan naskah, maka yang perlu dilakukan guru adalah memahami isi naskah dan berlatih membacanya secara tepat beberapa kali. Demikian pula ketika menggunakan media pembantu seperti ppt di proyektor. 

Persiapan menjadi lebih berat ketika guru melakukan orasi tanpa menggunakan naskah atau media pendukung. Semua isi pembicaraan secara sistematis harus tersimpan di kepalanya . Bagi seseorang yang telah mahir dan jam terbangnya tinggi mungkin hal ini mudah dilakukan, bahkan bisa jadi lebih mudah daripada menggunakan media bantu. Namun bagi seorang guru pemula atau yang belum berpengalaman banyak berbicara di depan publik, hal ini sangat sulit dilakukan.

Berbicara di depan publik tanpa media bantu sebenarnya terbagi menjadi dua yaitu:
1. Memorier, yaitu jika isi pembicaraan telah dipersiapkan sebelumnya secara lengkap kemudian 
    sang orator menghafal isinya dengan baik.
2. Impromtu, yaitu jika isi pembicara lebih bersifat spontanitas. Biasanya sang orator hanya 
    menyiapkan tema utama dan sub-sub tema yang mendukungnya. 

Bagi seorang pemula mungkin cara yang pertama akan terlihat lebih mungkin dilakukan. Namun situasi panggung yang balum benar-benar dikuasai dapat mengacauan konsentrasi sehingga hafalan akan orasi yang akan disampaikan menjadi kacau bahkan hilang. Untuk itu setelah mempelajari dan menghafal isi orasi sebaiknya digunakan kata-kata kunci, untuk lebih memudahkan mengingat kembali ketika situasi gugup muncul.


Kata kunci dapat membantu orator menjadi lebih tenang


Isi orasi terlebih dahulu dibuat dalam bentuk kerangka pokok pembahasan. Pokok-pokok bahasan tersebut kemudian disederhanakan lagi menjadi kata-kata kunci yang berurutan. Kata-kata tersebut harus benar-benar secara logis dapat kita hubungkan satu dengan yang lain sesuai dengan isi orasi secara keseluruhan. Hal ini dapat dimisalkan seperti pembuatan suatu peta konsep. Beberapa kata dalam peta konsep tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain hingga membentuk suatu cerita yang lengkap. 

Langkah selanjutnya kata-kata kunci dituliskan secara rapi dalam suatu lembar yang praktis atau beberapa kartu yang mudah dibawa sehingga dapat digunakan untuk latihan kapanpun dikehendahi. Bahkan saat-saat menjelang penyampaian orasi. Namun perlu diingat persiapan yang berlebihan menjelang tampil justru dapat menghilangkan konsentrasi dan meningkatkan kegugupan.

Hilangnya konsentrasi karena kegugupan merupakan gejala mental yang normal ketika seseorang menjadi pusat perhatian. Todak hanya di atas panggung, seorang guru yang baru pertama mengajar juga pasti mengalami demam panggung ini. Penggunaan kata kunci dan juga media bantu, di awal-awal pasti juga masih agak berat. Butuh latihan dan persiapan yang matang. Namun seiring dengan seringnya berbicara di depan publik, maka kata-kata kunci tersebut akan sangat mudah diingat. Bahkan seorang orator yang sangat berpengalaman dapat membuat suatu orasi secara spontan saat itu juga dengan baik.

Buku Rujukan:
O'Hair, Dan. Rubenstein, Hannah. Stewart, Rob. A Pocket Guide for Public Speaking. Edisi Tiga. Boston: Bedford

8 comments:

  1. ada sebuah kejadian.
    seseorang telah diundang untuk mengisi sebuah ceramah dengan durasi 2 jam. dia sudah menyiapkan materi berikut dengan poin-poin pentingnya, tanpa menggunkan alat bantu apapun baik itu ppt, teks dan lain-lain. pada menit ke 100 materi yang sudah disiapkan sudah habis/ sudah disampaikan semuanya, sedangkan waktu masih kurang 20 menit lagi. bagaimana caranya penceramah tersebut mengisi waktu yang masih tersisa sedangkan materi sudah disampaikan semua kepada audien....????????...

    ReplyDelete
  2. Jika merasa mampu menyampaikan tanpa persiapan, bisa ditambahkan dengan materi tambahan yang berkaitan. Namun jika belum bisa berorasi tanpa persiapan mungkin disudahi saja daripada tambahan justru merusak kesan secara keseluruhan ..
    Sepertinya itu pilihan yang rasional.

    ReplyDelete
  3. Bagaimana cara kita supaya saat berorasi menggunakan mic tidak merasa gugup? dan pengalaman saya selama ini pak saat akan melakukan orasi, saya menggunakan cara memorier karena saya akan lebih mudah dengan menyiapkan semua materi secara lengkap kemudian di hafal. Jadi bagaimana caranya jika suatu waktu saya harus melakukan orasi dengan cara impromtu?sedangkan kelemahan saya, saya sulit untuk mengarang kalimat secara spontan mungkin salah satunya karena kurang akan pembendaharaan kata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. justru kata kunci dapat mempermudah kita berorasi tanpa harus menghafalnya. Cukup pahami apa yang dibicarakan berdasarkan kata kunci tersebut. Tapi ingat hal ini juga membutuhkan wawasan dan kemampuan dasar berbicara ... kalau tidak bosa jangan dipaksakan ..

      Delete
  4. Persiapan yang berlebihan menjelang tampil dapat menghilangkan konsentrasi dan meningkatkan kegugupan. Mengapa demikian? dan bagaimana cara agar kita tahu bahwa latihan orasi kita itu termasuk kategori berlebihan atau tidak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ketika baru selesai latihan biasanya pikiran dan tubuh kita tegang, Karena itu jangan latihan pas menjelang tampil. Harus ada waktu untuk menenangkan tubuh dan pikiran. Kalau hanya sekedar pemanasan (misalnya membaca kembali kata kunci yang disiapkan, ngetes suara dan lain2) bolehlah ...

      Delete
  5. seseorang yang sering berorasi di depan publik atau berpengalaman dalam berorasi terkadang dalam penyampaiannya kurang baik namun apapun yang disampaikan sang orator didengar oleh audien karna sang orator memiliki popularitas (namanya terkenal)realitanya sang orator memang tidak memiliki kemampuan berbicara di depan umum. apa yang harus dilakukan sang orator agar penyampaian materinya lebih baik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orator itu harus bersyukur karena memiliki pengaruh di hati audien. Hal itu sangat sulit didapatkan. Yang perlu dilakukan adalah benar-benar menguasai apa yang akan disampaikan. Teknik kata kunci di atas juga akan sangat membantu ...

      Delete